Seminggu Lebih Pemakaman Astana Sukapulang Terendam, Kemana Jenazah Ibu Apong Dimakamkan?

Dalam seminggu belakangan hujan mengguyur Kecamatan Panumbangan Ciamis, Jawa Barat menyebabkan genangan banjir. Genangan tersebut juga terjadi di pemakaman umum, Astana Sukapulang Dusun Sukapulang Kulon Rt 03 RW 01 Desa Kertaraharja Kecamatan Panumbangan. Akibatnya, sudah lebih seminggu ratusan “rumah masa depan” (kuburan) tersebut tak bisa dipakai untuk memakamkan warga yag meninggal dunia.

Tidak hanya dari luapan Sungai Citanduy terutama luapan air dari saluran irigasi Cimuncang. Ketinggian air mencapai setinggi lutut orang dewasa, kadang surut tetapi begitu turun hujan, rendaman banjir yang menggenangi ratusan makam di Astana Sukapulang tersebut naik lagi. “Setiap musim hujan selalu begitu. Ketinggian air yang menggenangi ratusan makam di TPU Astana Sukapulang bisa mencapai setinggi lutut orang dewasa.

Komplek pemakaman umum yang tergenang banjir tersebut menurut Cucu, tidak hanya Astana Sukapulang yang luasnya 2.500 meter persegi tersebut tetapi juga komplek pemakaman TPU Panoongan yang lokasinya berdekatan. “Kedua komplek pemakaman tersebut berdekatan hanya dibatasi jalan. Sama sama berada di sisi Sungai Citanduy, dekat saluran irigasi. Kalau air irigasi naik, luapannya masuk ke komplek makam seperti yang terjadi sekarang,” katanya.

TPU atau Astana Sukapulang menurut Cucu merupakan komplek pemakaman warga Dusun Sukapulang Kulon dan Dusun Sukapulang Wetan. Sedangkan TPU Panoongan merupakan komplek pemakaman warga Dusun Panoongan. “Di Desa Kertaraharja ada 3 TPU. Satu lagi adalah TPU Cikopeng di Dusun Cikopeng, lokasi sekitar 1 km dari TPU Sukapulang, tapi juga berada di sisi Sungai Citanduy.

Tapi TPU Cikopeng lokasinya agak lebih tinggi dan tidak kerendam banjir,” ujar Cucu. Karena rutin direndam genangan banjir setiap musim hujan, untuk TPU Astana Sukapulang kata Cucu, disediakan pompa diesel untuk menyedot air genangan kalau ada jenazah yang akan dimakamkan. Tapi sekarang sudah berminggu –minggu hujannya ekstrim, hujannya hampir tiap hari turun setiap sore sampai malam. Dan lebat.

“Jadi komplek makamnya terus menerus tergenang air,” katanya. Lantaran TPU Astana Sukapulang berhari hari tergenang banjir, menurut Cucu, jenazah seorang warga Dusun Sukapulang Kulon Rabu (13/1) lalu gagal dimakamkan di TPU Astana Sukapulang. “Akhirnya jenazah Ibu Apong, dimakamkan di TPU Cikopeng Rabu (13/1) pagi kemarin. TPU Cikopeng sekitar 1 km dari Sukapulang, lokasinya lebih tinggi,” jelas Cucu.

Ibu Apong (52) meninggal Selasa (12/1) sore, karena hujan turun lebat dan komplek pemakaman umum Astana Sukapulang tergenang banjir, menurut Cucu, jenazah Ibu Apong dimakamkan esok harinya, Rabu (13/1) pagi di pemakaman umum Cikopeng Desa Kertaraharja. Meski komplek pemakaman umum Astana Sukapulang rutin digenangi banjir setiap musim hujan, menurut Kadus Sukapulang Kulon, Cucu Syamsu, tidak ada rencana untuk memindahkan komplek pemakaman umum yang berlokasi di sisi Sungai Citanduy tersebut. “Yang ada rencana untuk meninggikan lokasi lahan cadangan untuk makam yang ada di sisi TPU Sukapulang,” katanya.

Di sisi Astana Sukapulang tersebut menurut Cucu ada lahan seluas 35 bata (490 meter persegi) yang dialokasikan untuk cadangan pemakaman. “Lokasinya berdekatan dengan TPU Sukapulang, sama sama rawan ancaman genangan banjir. Makanya sekarang direncanakan akan diurug, ditinggikan, tentu dengan gotongroyong masyarakat. Besoknya akan dimusyawarahkan dulu,” ujar Cucu. Sebenarnya Desa Kertaraharja Kecamatan Panumbangan yang berseberangan langsung dengan Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya (hanya dibatasi Sungai Citanduy) tersebut merupakan daerah rutin ancaman genangan banjir luapan Sungai Citanduy.

Tapi musim hujan ini, pemukiman Desa Kertaraharja tidak tergenang banjir. Kecuali hanya komplek makam, beberapa petak kolam dan areal sawah seluas 15 hektare. “Alhamdulillah, musim hujan ini meski hujannya ekstrim, tapi pemukiman warga tidak tergenang banjir. Tidak ada rumah yang terendam banjir. Yang tergenangan luapan air hanya komplek makam Sukapulang, kolam dan sawah berisi padi seluas 15 hektare,” katanya. Sumber banjir yang selalu mengancam Desa Kertaraharja (4 dusun) menurut Cucu, bila tanggul Sungai Citanduy di Dusun Cikopeng jebol seperti yang terjadi beberapa musim hujan tahun tahun sebelumnya. (Andri M Dani)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *